Selasa, 13 November 2012

Pasti tidak pasti

Sedikit coretan saja kali ini, diawali dengan keisengan saya untuk mengutak-atik hal ini: kepastian.  Khususnya kecenderungan standar ganda yang dilakoni oleh muslim awam-rentan belakangan.  Padahal, bukan kah yang memakai standar ganda hanya elit Amerika saja?.


Umat islam, misalnya, sekarang cenderung lebih mudah mempercayai berita yang kurang referensi atau banyak yang taken for granted, berita di BBM, sms, blog gaje(seperti blog ini, mungkin) ditelan mentah, kemudian disebarkan, dan kebanyakan seputar teori konspirasi.  Ini yang mengakibatkan 'kecerdasan berkurang, kedunguan merajalela'.

Padahal, dalam tradisi islam sendiri, sanad adalah pokok agama yang tidak boleh diasal-asalkan, harus ada kejelasan tentang alur informasi suatu berita.  Hadits, misalnya, melewati beribu-ribu filter dari berbagai ulama hadits untuk memilah antara hadits yang mutawatir, shahih, sampai yang palsu, itu semua berkat kegigihan ahli hadits dalam menelusuri berita.  Kenapa di internet, misalnya, malah merajalela berita-berita atau kisah yang 'lucu'?.

Tentu anda pernah membaca suatu artikel di beberapa blog soal wong fei hung yang dikatakan sebagai orang muslim.  *facepalm*

Belum lagi cerita tentang dajjal yang dikaitkan dengan simbol-simbol organisasi tertentu, bahkan negara tertentu, yang sumbernya menurut saya tidak bisa dipertanggung jawabkan.  Apa menurut anda, sesuatu yang sudah muncul di internet adalah sesuatu yang mutlak kebenarannya?.  Tentu anda harus memeriksa lebih dalam lagi daripada sekadar sumber alamat website yang bahkan tidak profesional, sekedar untuk menghindarkan terjadi fitnah terhadap orang lain.  Bahaya jika kita menyebarkan berita yang belum jelas kebenarannya, karena jika anda salah, maka itu akan berbalik kepada anda sendiri nantinya, percayalah.

Kita harus pintar-pintar menyaring informasi, perbandingan referensi dan studi kasus yang lebih mendalam harus dilakukan, dan jika anda tidak cukup pintar untuk itu, maka tinggalkan lah, bukankah keraguan itu sesuatu yang harus ditinggalkan?.

Sebagaimana hal nya hadits, berita-berita yang tidak terverifikasi secara menyeluruh adalah gosip, gosip adalah sesuatu yang harus dijauhi bukan?, karena jika salah akan menimbulkan fitnah, dan benarpun akan menimbulkan ghibah.  Tidak ada yang baik dalam suatu spekulasi tanpa dibarengi oleh keinginan dan kemampuan membuktikan.

Kita tidak boleh berpaku pada standar yang cenderung ganda itu, sesuatu yang samar-samar, atau yang 'kira-kira' dalam dosis yang berlebihan.  Jika bisa kita dalami, dalami, jika tidak bisa, maka jangan diteruskan.  Sesuatu kini tidak bisa lagi hanya dikira-kira, hanya ada ya atau tidak, pasti atau tidak pasti.

Maka jika kita yakin bahwa kita patuh terhadap sanad, dalam keagamaan, kenapa pula kita tidak menerapkannya dalam mengolah informasi yang bertebaran di sekitar kita?.  Think!.

0 komentar:

Posting Komentar