Rabu, 11 Januari 2012

Akhlaq

Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Hibban dan Hakim, Shahihul Jaami’ no. 1230)

Definisi Akhlaq


Akhlaq, dalam bahasa Indonesia kita biasa mengartikan kata ini dengan "tingkah laku", tapi dalam bahasa asalnya sana, akhlaq ini adalah bentuk jama' taksir dari kata khuluq, yang sering diartikan juga sebagai sifat bawa'an atau tabiat, budi pekerti, kebiasa'an-kebiasa'an dan agama. dalam surat Al-qalam ayat 4 kita lihat;

وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ
Wainnaka la Ala khuluqin Aadhiim
(sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.)


Namun, secara lengkap, menurut pakar ilmu akhlaq kita, definisi akhlaq adalah sebagai berikut

  1. "Perbuatan yang bersumber dari diri manusia yang selalu dilakukan, maka itulah yang disebut akhlaq, karena perbuatan tersebut bersumber dari kejadiannya.[1]" (Al-qurtubi)
  2. "Akhlaq adalah suatu pembawaan yang tertanam dalam diri, yang dapat mendorong (seseorang) berbuat baik dengan gampang.[2]" (Muhammad bin 'Ilan al-shadiqi)
  3. "Akhlaq adalah kondisi jiwa yang selalu mendorong (manusia) berbuat sesuatu, tanpa ia memikirkan (terlalu lama).[3]" (Ibn Maskawaih)
  4. "Akhlaq adalah bentuk kejiwaan yang tertanam dalam diri manusia, yang dapat menimbulkan perbuatan baik dan buruk, terpuji dan tercela.[4]" (Abu bakar Jabir al-jaziri)
  5. "Akhlaq adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa (manusia), yang dapat melahirkan suatu perbuatan yang gampang dilakukan; tanpa melalui maksud untuk memikirkan (lebih lama). Maka jika sifat tersebut melahirkan suatu tindakan terpuji menurut ketentuan rasio dan norma agama, dinamakan akhlaq baik.  Tetapi manakala ia melahirkan tindakan buruk, maka dinamakan akhlaq buruk.[5]" (Imam Al-ghazali)
kalau saya lihat dari definisi di atas, maka saya berkesimpulan bahwa sebenarnya akhlaq ini merupakan potensi yang sudah ada di dalam diri manusia, yang bisa mengarah ke sisi yang berbeda.  punya kecenderungan ke hal yang buruk, dan juga bisa cenderung kepada yang baik, tergantung bagaimana manusia membentuk karakternya selama perjalanan.


Pengaruh pembentukan akhlaq bagi pribadi seorang muslim


Ketika kita berbicara dalam ranah islam, maka ada dua hal yang membentuk pribadi seorang muslim ini sendiri, yaitu aqidah dan akhlaq. Aqidah berkaitan dengan keyakinan, yaitu pembentukan iman, sedangkan akhlaq yang melingkupi pembentukan sikap. keduanya harus dibangun secara seimbang dan bahkan harus saling berkaitan demi terwujudnya manusia muslim yang paripurna, baik ibadahnya maupun tingkah lakunya.
nah, akhlaq ini sendiri, telah dikatakan di atas bahwa pada dasarnya punya kecenderungan dalam dua hal, baik dan buruk.  ini tergantung pada hasil pendidikan jiwanya selama hidup, sehingga berbagai faktor yang mempengaruhi terbentuknya akhlaq ini sendiri harus diperhatikan dengan baik-baik.  adapun faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlaq yaitu;
  • Faktor pembawaan
  • Faktor keturunan
  • Faktor lingkungan dan adat
  • Faktor agama
Agama, sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlaq ini, merupakan hal urgent yang tidak mungkin bisa dilepaskan dari kehidupan seorang muslim, karena di dalamnya memuat komponen-komponen pokok yang tertuang dalam pengaplikasi-an syari'at secara universal, yang mana mempengaruhi secara total seharusnya tentang bagaimana seorang muslim ini hidup dengan tata cara yang islami, sehingga akhlaq yang dibangun tergantung dengan bagaimana seorang muslim ini mengerjakan nya. 

seorang muslim, yang mengakui adanya divine power yang senantiasa mengawasi setiap langkahnya, harusnya sadar bahwa setiap perbuatan nya itu merupakan bahan yang akan dijadikan persaksian di yaumul mizan nanti, 

يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَيَعْلَمُ مَا تُسِرُّونَ وَمَا تُعْلِنُونَ ۚ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ
Dia mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi dan mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan yang kamu nyatakan. Dan Allah Maha Mengetahui segala isi hati. (At-taghaabuun : 4)

وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا ۖ وَإِن كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا ۗ وَكَفَىٰ بِنَا حَاسِبِينَ
Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.(Al-anbiya' : 47)


sehingga dia dapat mengontrol tingkah lakunya dan mengekang kecenderungan akhlaq buruk yang bisa ditimbulkan nya sebagai makhluq.  disini manusia bisa menggunakan tolak ukur norma agama yang berlandaskan terutama pada Al-qur'an dan sunnah, yang bisa membedakan antara perbuatan-perbuatan buruk dan perbuatan-perbuatan yang baik yang pada akhirnya hasil dari perbuatan-perbuatan ini membentuk suatu karakter yang nantinya akhlaq manusia secara total akan terlihat.

Ibnu Qayyim al-jauziyyah mengatakan, "bahwa akhlaq baik bersumber dari taqwa terhadap Allah, semakin kuat taqwa seseorang terhadap Rabb nya, maka semakin baik akhlaqnya."[6]
seperti yang sudah saya paparkan di atas, taqwa kepada Allah, menyadari adanya divine power, akan memicu manusia untuk terus berusaha berbuat baik.  adapun, akhlaq baik yang harus terus ditanamkan di dalam diri seseorang yang mengaku muslim, setidaknya ada 6, yaitu ;
  1. Merasa bersaudara dan bersahabat dengan semua manusia (ittikhadhu al-ukhwah wa al-suhbah)
  2. Santun dan ramah tamah (ittikhadhu al-hilmi wa al-rifqi)
  3. Rendah diri dan pemaaf (ittikhadhu al-tawadu'i wa al-'afwi)
  4. Berbuat baik kepada orang tua dan selalu mengupayakan silaturrahim (Birru al-walidain wasilah al-arham)
  5. Memberi pertolongan dan bersikap pemurah (Badhlu al-i'anah wa al-sakha)
  6. Memelihara dan memperbaiki Lingkungan hidup (Hifzu al-biah wa islahuha)

sedangkan perbuatan buruk yang dapat membuat akhlaq cenderung kepada hal yang buruk, yang mana harus dihindari adalah ;

  1. Mementingkan diri sendiri(selfish) dan berlaku zalim (Tafdilu al-ananiyyah wa al-zulmi)
  2. Iri Hati dan benci (adau al-hasadi wa al-sukhti)
  3. Angkuh dan sombong (al-as'aru wa al-'ujbu)
  4. Durhaka pada orang tua dan memutuskan silaturrahim ('aqqu al-walidayn wa qat'u al-arham)
  5. Bersikap rakus dan kikir (halatu al-hirsi wa al-bukhli)
  6. Merusak lingkungan hidup (ifsadu al-biah)

jadi, seharusnya kita sebagai seorang muslimin, harusnya banyak berkaca terhadap apa yang sudah kita lakukan,, apakah kita ini sedang membentuk akhlaq yang sesuai dengan akhlaq yang diinginkan Allah atau malah sebaliknya?



__________________________________________
*) notes ;
  • [1]. Al-qurtubi, tafsir al-qurtubi, juz VIII, (Qairo, Dar al-sya'bi, 1913 M), 6706.
  • [2]. Muhammad bin 'Ilan al-sadiqi, Dalil al-falihin, juz III, (Mesir, Mustafa al-halabi, 1391 H/1971 M), 76.
  • [3]. Muhammad yusuf musa, Falsafah al-akhlaq fi al-islam wa silatuha bi-al-falsafah al-igriqiyyah, (Qairo, Muassasah al-khanji, 1963 M), 81.
  • [4]. Abu bakar jabir al-jaziri, minhaj al-muslim, (madinah, Dar 'Umar bin khattab, 1396 H/1976 M), 154.
  • [5]. Al Ghazali, Ihya 'ulumi Al-din, Juz III ,(Bayrut, Dar al-fikr, tt), 52.
  • [6]. Ibnu Qayyim al-jauziyyah, al-fawaid (Riyad, Dar al-watan, 1422 H/2001 M), 73.
**) Tulisan ini berdasarkan materi buku "Akhlaq tassawuf" -Drs. Mahjuddin M.Pd.I- Bab 1 : kajian Akhlaq dan Ilmu akhlaq, .. baru beli tadi siang, :)
Categories:

0 komentar:

Posting Komentar