Kamis, 31 Mei 2012
Posted by jyounin on 12.18 with No comments
Kita tidak pernah tahu bagaimana seseorang mencintai dengan tulus,
bisa saja gayanya mencintai hanya menjiplak dari buku-buku, artikel, atau juga orang lain.
sehingga berasa sok romantis, sok sweet, sok atuh lah.
setiap orang mencintai dengan gayanya sendiri, setiap orang yang tulus mencintai dengan caranya sendiri, cara yang tidak pernah kita mengerti, atau bahkan kita mengerti namun mengabaikannya.
Kita hanya cenderung egois dengan menetapkan standard, kriteria orang yang "pantas" untuk mencintai dan kita cintai, kita menempatkan cinta ke dalam kotak-kotak sempit.
jadi apakah kita masih pantas untuk mendapat cinta sejati?, ataukah cinta sejati itu hanya lagi-lagi berdasarkan standar yang kita tentukan?, emang kita siapa?, Tuhan?, Pangeran tampan berkuda putih?, Cinderella?
Kita hanya tertipu dengan refleksi indrawi, kita terjebak dengan fikiran kita sendiri yang memilih-milih orang untuk dicintai. kita tidak pernah mau untuk bangkit dan bebas dalam mencintai, bukankah kita sendiri yang tersangkut dalam budaya populer?, maksudku, kita mencintai hanya karena trend, maka dari itu kita memilih cinta yang sesuai dengan trend, dengan mengacu kepada standar ideal orang yang pantas untuk dicintai, bukan begitu?.
Ya, idealisasi ini membunuh kebebasan kita untuk mencintai, ideal yang secara implisit maupun eksplisit mensyaratkan 3 entitas ; harta, tahta dan rupa.
padahal cinta itu buta, cinta itu tidak bersyarat, cinta itu hidup dengan menerima apa adanya. lalu cinta versi apa yang kita butuhkan?
Kita terperosok pada ekspektasi,; orang yang mencintai kita haruslah yang terbaik. nah?, jika semua orang di dunia ini mempunyai nalar seperti ini, sementara "yang terbaik" ini terbatas, maka harus bagaimanakah kita?.
Kita selalu mengharapkan yang terbaik tanpa perduli kita sudah jadi "yang terbaik" atau belum, kita seakan lupa bahwa di rumah ada cermin, kita enggan introspeksi, kita hanya menginginkan tanpa mau menjadi yang "di inginkan", kita selfish!
Masalah yang utama adalah kita tidak mampu menerima banyak kekurangan orang yang mencintai kita, bahkan membutakan mata terhadap kekurangan diri sendiri. sekali lagi, kita egois. .. emang kita sudah merasa lebih baik? atau pilihan kita itu adalah "standar" yang baik untuk kita?
Jangan menebak-nebak cara seseorang mencintai, Cinta bisa datang darimana saja, seorang yang mencintai bukan datang karena asal-usulnya, bukan pula kodrat yang menuntunnya, tapi rasa asih dan ayom yang keluar dari dalam hati itulah yang merefleksikan perbuatannya, sehingga mencintai adalah jalannya, bukan tujuannya.
Categories: Other kind, short emerged
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar