Selasa, 30 April 2013

Art of Happiness


"Roda hidup itu berputar, nak" itu nasihat yang-entah darimana- selalu saya ingat agar tetap  bisa hidup dengan nyaman.  Sehabis pulang dari rumah tante Fatimah(and, ya, saya belum posting soal RISMA yang kemarin habis nongol di event provinsi, beliau punya jasa besar untuk ini, mungkin di postingan berikutnya) setelah ngobrol panjang lebar tentang tawaran ustadz Dadang-suami tante Fat- kepada kami agar bisa membantunya dalam event-event yang nanti akan diselenggarakan, in other words, kami ditawari jadi EO(event organizer) oleh beliau ini.  Kata "kami" dalam hal ini saya gunakan sebab bukan cuma saya seorang, melainkan ada dua orang lagi yaitu sang Ketua Risma dan sang handy-man ini.


Makan sudah, ngemil sudah, jadi lah saya sempatkan untuk berkangen-ria dengan blog yang sudah cukup lama tidak saya kasih postingan ini *ngelus2 monitor*.  Bicara tentang kebahagiaan, tidak pernah saya bosan untuk membicarakan ini di dalam angan-angan.  Setiap ingin tidur, saya kadang menyempatkan diri untuk menggambarkan kebahagiaan itu menurut versi saya sendiri. Apa itu?, ketika saya mencoba itu(mendeskripsikan kebahagiaan) yang kemudian tergambar dalam benak saya adalah rentetan gambar yang berkedip dengan kecepatan 3000fps lalu huruf-huruf yang bertaburan dan warna-warna berseliweran, lalu disusul dengan bintang-bintang dan akhirnya keadaan gelap gulita lalu saya tertidur.  Maksudnya?, kebahagiaan itu bagi saya masih terlalu abstrak untuk dideskripsikan, saya masih belum bisa mencoba menemukan "gambar" sesungguhnya kebahagiaan itu di dalam hidup saya.  Yang saya miliki untuk mengenali kebahagiaan itu satu-satunya adalah dengan menikmati apa yang saya lakukan sekarang.

Kemudian saya berasumsi bahwa kebahagiaan itu berkaitan dengan seberapa mood kita untuk menjalani hidup yang penuh tekanan ini.  Menurut saya hampir mustahil saya akan menemukan 'gambaran' kebahagiaan sebenarnya bila saya masih mencoba mempersempit arti kebahagiaan itu sendiri, seperti yang banyak orang lakukan; meng-identik-kan kebahagiaan dengan terpenuhinya segala sesuatu yang kita inginkan, sebagian lagi bahkan lebih sempit: kekayaan adalah kebahagiaan.

Oke, mungkin saya hampir menyempitkan konteks 'kekayaan' yang dimaksud oleh sebagian orang.  Mungkin bisa jadi bahwa kebahagiaan sejati adalah kekayaan; kekayaan hati, kebijaksanaan, keluhuran, atau dengan konteks yang serupa.  Namun percayalah, 'kekayaan' yang saya tangkap dari paradigma orang-orang sering berorientasi kepada nilai materi.  Seperti yang biasa saya ucapkan dipenghujung kalimat di DC; correct me if I'm wrong(CMIIW).

Saking ambigu nya hal tersebut, Kadang sering muncul pertanyaan ini di tengah malam; "kaya itu apa?, miskin itu bagaimana?.." .  Dan yang paling lucu-atau miris- adalah ketika ada orang berkata bahwa kebahagiaan itu bisa dibeli dengan uang, DIBELI?, seriusan?

Atau lagi, ada yang selalu mengeluh bahwa kemiskinan membuatnya tidak bahagia, kebahagiaan terhambat oleh kemiskinan, dst.

Saya tidak pernah habis fikir, kemudian, ini yang menggugah pikiran saya untuk menemukan bagaimana caranya bahagia meski tidak kaya, atau tetap bahagia meski di dalam kekurangan.  Sungguh, memberi 'standar' atau pun deskripsi soal kebahagiaan itu tidak mudah, karena ini cenderung subjektif.  Dan jika harus objektif, maka kebahagiaan tidak sekedar dinilai dari rasa saja, namun dari segi kognitif(konsep/pikiran).

Ada yang harus kita perhatikan tentang kecenderungan berpikir bahwa kepuasan adalah kebahagiaan, keduanya adalah hal yang berbeda.  Kadang ada orang yang selalu mampu mencapai sebuah kepuasan namun tidak dengan kebahagiaan, mampu memenuhi apa yang dia inginkan tapi kemudian masih tetap kehilangan sesuatu, kebahagiaan.

Ada yang bilang bahwa kebahagiaan adalah status emosi atau keadaan pikiran seseorang saat dia berada dalam keadaan yang baik yang ditandai dengan cinta, kesenangan, kegembiraan, kepuasan atau kenikmatan.  Kebahagiaan sering digambarkan dalam emotic :) atau :D.  Tapi apakah dengan tersenyum atau tertawa berarti dia sedang benar-benar 'bahagia'?.

Saya jadi ingat beberapa hal yang mungkin saja mempengaruhi bagaimana kebahagiaan muncul di dalam hidup kita, yang pertama adalah materi.  Sebagian orang(seperti yang saya sebutkan tadi) menilai bahwa materi -dalam hal ini kekayaan- mempengaruhi kebahagiaan di dalam hidup.  Itu semua tentang sejauh mana kita bisa memenuhi kebutuhan yang seharusnya.  Orang kaya cenderung lebih bisa 'meringis' ketimbang orang yang miskin, dengan kekayaan, banyak yang diinginkan bisa didapat dengan mudah, kepuasan akan pemenuhan kebutuhan yang mudah diraih membuat orang kaya cenderung hidup lebih enjoyable.  Namun selain itu, tetap pada suatu batasan tertentu, ada hal tentang kebahagiaan yang sebenarnya tidak pernah bisa dibeli dengan uang atau dinilai dengan materi.  Tapi kekayaan itu sendiri sejatinya yang membuat orang menjadi merasa bahagia, merasa 'berkelebihan'  dari orang di sekitar kita akan memberikan sebuah sensasi hidup yang memacu kebahagiaan itu muncul di dalam diri.  Maksudnya adalah status 'orang kaya' alias menempati urutan teratas dalam suatu lingkungan itu lah yang menjadikan orang cenderung lebih bahagia, bukan tentang seberapa banyak hal yang bisa terpuaskan dengan kekayaan.

Kemudian setelah materi, adalah keinginan yang berkaitan kebahagiaan.  Keinginan dan kenyataan mempunyai andil besar dalam merobah mood dalam hidup anda, kebahagiaan anda.  Sering kali kita melihat orang kecewa lantaran keinginannya tidak sesuai dengan kenyataan.  Ini penting, sangat penting sekali untuk mengontrol apa yang kita inginkan demi mencegahnya terlalu jauh keluar dari kenyataan.  Kita mula-mula harus mengetahui ada dimana kita sekarang dan apa yang kita inginkan itu haruslah reasonable dengan apa yang bisa kita kerjakan atau kita usahakan.

Ada beda antara keinginan yang muluk-muluk dengan sebuah impian.  Ketika seseorang berkeinginan untuk punya Toyota Alphard sementara usahanya hanya sekedar menabur mimpi(tidur, Red) itulah keinginan yang muluk-muluk.  Ketika seseorang berkeinginan untuk menjadi presiden dan sekarang dia belajar berbagai ilmu dengan giat, maka itulah yang disebut impian(cita-cita).  Dan kenapa saya tetap kekeuh untuk menyatakan bahwa mimpi itu begitu penting, alasannya ada di artikel sebelumnya.

Selanjutnya yang mempengaruhi kebahagiaan anda adalah tingkat ke-PD-an(self confidence) yang anda miliki.  Apapun yang anda kerjakan dan bagaimana anda mengerjakannya saat ini dipengaruhi oleh seberapa tingkat keminderan(tidak pede) yang 'menyerang' anda.  Sebagian besar orang mengalami tekanan yang luar biasa di dalam hidupnya karena merasa minder/tidak pede, ada kekurangan di dalam dirinya yang menurutnya itu sangat mengganggu, dan benar, semakin anda minder, semakin tidak bahagia anda dibuatnya.  Percaya diri itu penting, itu akan membuat pikiran anda terhadap dunia luar menjadi positif, dan yang paling positif dari percaya diri adalah anda akan menjadi lebih terbuka dan kemudian menjadi lebih enjoy menjalani hidup, dan kabar baiknya; orang yang PD akan selalu maju.

Saya acap kali mendapati orang yang selalu memiliki kesempatan membandingkan kekurangannya terhadap kelebihan orang lain, dan itu adalah masalah.  Kita perlu tahu bahwa manusia diciptakan secara khusus dan berbeda(mungkin anda perlu membaca artikel saya yang diterbitkan disini), apa yang menjadi kelebihan anda itulah yang harus ditonjolkan, dan kekurangan yang ada bukan untuk disedihkan atau diperbandingkan, melainkan diperbaiki meski tak bisa dihilangkan.  Pemikiran positif melahirkan energi yang membangun, dan pemikiran positif berawal dari bagaimana kita memandang diri kita sebagai subjek yang unik dan bermanfaat bagi orang lain.

Aspek sosial kehidupan anda juga mempengaruhi kebahagiaan.  Orang tentu akan merasa nyaman ketika berada di rumah; yaitu tempat dimana orang-orang menerima anda dengan terbuka dan mengakui anda sebagai bagian daripadanya.  Begitu juga kehidupan sosial, dimana ketika interaksi sosial anda baik, dan kecakapan sosial anda mumpuni, anda akan merasa seperti di rumah, nyaman.  Teman dimana-mana, tentu, semakin banyak teman semakin banyak rejeki, dan artinya rejeki anda bertebaran dimana-mana.

Terakhir mungkin yang mempengaruhi kebahagiaan adalah sikap anda sendiri.  Untuk hal ini, pada awalnya saya juga masih belum memahami benar, maksudnya, sikap anda yang baik akan membawa anda kepada kebahagiaan ataukah sebaliknya; ketika anda bahagia maka sikap anda akan menjadi baik.  Namun menurut pemikiran saya, sikap dan tingkah laku yang baik akan memberikan efek yang baik pula terhadap jiwa kita dan itu lah yang membuat kita menjadi bahagia.  Dan ketika kita sedang bahagia, maka tidak sulit rasanya untuk melakukan hal yang baik.

Ketika anda yang berada dalam keadaan yang berkelebihan belum merasa bahagia, atau anda yang berada dalam tekanan dan kekurangan sama sekali luput dari kebahagiaan itu sendiri.  Perhatikan lah, Tujuan hidup itu adalah hal utama yang menuntun kita pada kebahagiaan, bukan tentang apakah sekarang anda bahagia atau tidak, tapi tentang apakah sekarang anda ingin untuk mendapatkan kebahagiaan, atau tidak.  Karena pun, sejauh apa kita mencari kebahagiaan yang hakiki, meski terjerembab pada luka-luka di jalan menuju itu, kita selalu bisa memetik untaian pelajaran.  Semua aspek tentang kebahagiaan punya cara untuk memahaminya, darimana kebahagiaan itu dipandang, dari sisi biologis kah, psikologis kah, agama kah, filosofi kah, dll.  Bukan dipandang saja dari nilai materi.

Semuanya terlalu kompleks, kebahagiaan itu dengan standar-standarnya yang membentuk sebuah harmoni pada suatu titik, sebuah karya seni kehidupan.  Toh, begitu, Cara paling sederhana untuk bahagia bagi saya adalah mensyukuri apa yang Tuhan berikan kepada saya hingga malam ini, hingga angin malam berbisik kepada saya, "mungkin inilah kebahagiaan bung, sebuah bentuk abadi dari kebersyukuran!".

1 komentar:

  1. Panjang yah...hehehe...

    Wacana yg menarik :D

    Kayaknya ada puisiku yg ada kaitannya dg kebahagiaan, meskipun di dalamnya tak ada kata 'bahagia' tapi punya makna yg tak jauh berbeda dg tulisan ini...

    klo blm baca coba intip deh...

    http://omahpena.blogspot.com/2010/05/kurang-cukup-atau-terlalu.html

    SEMANGAT ya :D

    salam senyum^^

    BalasHapus