Hari ini 8 Maret 2012, bertepatan dengan peringatan Hari perempuan sedunia yang juga erat dengan feminisme. meskipun banyak sekali sejarah dibalik 'peresmian' tanggal ini sebagai hari yang cukup 'sakral' bagi kaum hawa, tapi makin kesini essensi dari peringatan hari ini semakin menghilang. dan yang tertinggal adalah arogansi kaum hawa yang makin menjadi-jadi digawangi oleh ideologi feminisme yang terdegradasi pula nilai-nilai nya dari apa yang diharapkan di awal-awal idealisme ini dibentuk.
Marquis de Condorcet Pelopor filsafat feminisme eropa |
Lady Mary Wortley Montagu, Pelopor filsafat feminisme eropa |
kaum feminis modern, dengan alih-alih emansipasi dan gender equality malah menurunkan citra wanita di mata dunia. tuntutan kesamaan hak terhadap kaum laki-laki malah semakin melebar merambah hal-hal yang seharusnya tidak banyak disentuh oleh kaum perempuan. dalam hal ini, mungkin saja terjadi salah kaprah dalam memaknai kesamaan hak dan kewajiban yang dicetuskan ideologi feminisme klasik.
Padahal, merunut kepada sejarah yang ada, ideologi ini berkembang karena adanya penindasan dan penomor-dua'an kaum perempuan pada tatanan sosial eropa saat itu. hak-hak mereka untuk mendapat pendidikan, politik dan pada bidang pekerjaan dikekang sedemikian rupa agar tetap berada dibawah kaum maskulin. Penyebaran Agama yang diharapkan menjadi perbaikan tatanan sosial terutama nasib perempuan malah ikut-ikutan mengekang kaum hawa di eropa, sehingga berbagai gerakan protes meletus di seluruh eropa pada era industrialisasi yang juga dipicu oleh tekanan terhadap buruh perempuan.
Ada suatu kejadian paling memilukan dalam sejarah yang juga memicu 'pemberontakan' kaum hawa di Amerika dulu, adalah tentang tewasnya 140 buruh wanita dalam peristiwa kebakaran pabrik Triangle Shirtwaist pada tahun 1911 di New York. Sebagian besar pekerja tidak dapat melarikan diri dari bangunan yang terbakar ini karena manajer mengunci pintu menuju tangga darurat dan pintu keluar untuk mencegah mereka pulang lebih cepat.
Gedung triangle shirtwaist masa kini |
oke, cukup soal sejarah, disini saya cuma mengambil background mengapa ideologi feminism klasik tercipta. yang sebenarnya permintaan kaum feminis klasik adalah kesamaan hak dalam tatanan sosial agar tidak ditindas, dieskploitasi atau dinomor duakan, itu saja, dan tidak lebih.
sekarang, kembali ke masa kini, paham feminisme modern dengan berbagai alirannya yang menyebar malah menjadi paradigma parah akut yang membius kaum hawa untuk bertindak seenak nya dan meninggalkan kodrat serta fitrahnya sebagai perempuan. kesamaan hak yang dimaksud malah disalah artikan seluas-luasnya oleh orang-orang tidak bertanggung jawab untuk mencoreng kehormatan wanita yang sudah dibangun susah payah, mengeksploitasi wanita secara terselubung dan parahnya lagi, membuat kaum hawa merasa nyaman dengan di ekspos nya diri mereka untuk laki-laki.
kenapa saya bilang begitu?, yang mendasari pemikiran ini adalah; pertama, Hak wanita pada dasarnya lebih tinggi dari laki-laki dan kewajiban nya lebih rendah dibanding laki-laki. jika kaum feminis modern memandang perlunya kesamaan hak dan kewajiban melalui emansipasi wanita secara general, maka konsekuensi nya adalah hak mereka terpotong dan kewajiban mereka bertambah porsinya disamakan dengan laki-laki. tentu hal ini menimbulkan suatu ketimpangan sosial mengingat kaum ibu nantinya adalah subyek yang urgent dalam membentuk karakter anak-anak mereka, wanita juga merupakan subyek keindahan dunia yang harus dijaga baik-baik. jika kewajiban mereka disamakan dengan laki-laki, maka perlakuan sosial terhadap wanita akan mengalami erosi, sikap hormat terhadap wanita akan terkikis serta banyaknya beban yang seharusnya tidak mereka pikul malah dilimpahkan kepada kaum hawa. mengganggu orientasi wanita yang selama ini dikenal sebagai makhluq dengan "banyak beban", seperti tamu bulanan, keadaan emosi yang tidak stabil, lebih sensitif, belum lagi meninjau kondisi fisik kaum hawa. hal ini(kewajiban yang bertambah) akan sangat mengganggu kelangsungan hidup wanita itu sendiri.
kedua, wanita diciptakan berbeda dengan laki-laki karena mereka memang diciptakan untuk tugas khusus, tidak sama dengan laki-laki. maka emansipasi yang tidak diimbangi dengan pemikiran bijak hanya akan menghilangkan fungsi wanita ini sendiri bagi dunia. wanita-wanita punya misi khusus dengan kemampuan khusus untuk hidup di dunia, kecuali bagi wanita-wanita tertentu yang memang diberi 'kelebihan' untuk benar-benar 'mirip' dengan laki-laki. kalo kata mas Watung, wanita adalah mobil Mercedes-Benz S-Class elegan yang dikhususkan berada di jalur yang mulus dan dengan berbagai keindahan yang disertakan, akan berpacu dengan baik pada jalur yang benar, mulus dan tidak banyak rintangan. sedangkan pria dimisalkan dengan mobil off road yang memang dikhususkan pada jalur keras, mendaki, berduri, penuh lumpur, batu-batu.. pokoknya keras deh medan tempuh nya.
kalo mobil-mobil jeep atau mobil off road yang sangar-sangar itu malah nyaman-nyaman saja di jalur mulus, cuma ini estetika, gak cocok donk. lha wong bukan jalurnya kok.
ketiga, wanita dan laki-laki itu bagai bulan dan matahari bagi bumi sebenarnya. matahari itu terang, bisa bercahaya sendiri, cuma sinarnya terlalu tajam dan mematikan ketimbang bulan. dan matahari hanya bisa menyinari di siang hari. beda dengan rembulan, meskipun rembulan tidak bisa bercahaya sendiri, tapi cahayanya menyejukkan dan indah, membantu matahari untuk tetap bersinar di malam hari lewat pantulan cahaya nya. matahari dan bulan ini saling membutuhkan, matahari untuk siang hari, bulan untuk malam hari.
“Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah.” (QS 51 : 49).
jadi, paham feminisme yang terlalu radikal akan merusak keharmonisan antara laki-laki dan perempuan. padahal seharusnya keduanya diciptakan untuk saling melengkapi satu sama-lain. laki-laki keras, perempuan lembut dan pengayom.
nah, laki-laki dengan sifat keras nya menjadi pelindung bagi kaum hawa dan perempuan dengan ketajaman perasaan nya terus menjadi penyemangat kaum maskulin dalam hidupnya.
saya sampai saat ini masih belum bisa mengerti kenapa ada orang yang belum mencoba memahami prinsip keseimbangan ini. tapi saya bukannya menentang secara penuh terhadap ideologi feminisme, hak-hak perempuan memang harus ditegakkan, dan kewajiban laki-laki harus terus dituntut, namun sesuai porsi nya, itu baru adil. bukan malah menggunakan dalih feminisme sebagai senjata untuk merusak diri sendiri dan menurunkan harkat serta martabat sebagai perempuan.
dan untuk Ibu ku, kekasihku, saudara-saudara perempuan ku, teman-teman serta perempuan di seluruh dunia dimanapun anda berada, selamat Hari perempuan sedunia. :)
mari menghormati hak-hak wanita, namun bukan dengan mengelupas fitrah dari jiwanya.
salam
0 komentar:
Posting Komentar